Kamis, 30 Desember 2010

Insiden Jembatan Gantung Terjadi Lagi di Gayo Lues

* Satu Keluarga Korban
Sun, Dec 19th 2010, 10:42


Jembatan Gantung di Kampung Kuning, Kecamatan Rikit Gaib, Gayo Lues, Jumat (17/12) sekira pukul 18.00 WIB, ambruk ketika dilintasi satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak. SERAMBI/RASIDAN


BLANGKEJEREN - Jembatan gantung Kampung Kuning, Kecamatan Rikit Gaib, Kabupaten Gayo Lues yang dibangun tahun 2008 ambruk ketika dilintasi satu keluarga yang terdiri suami, istri, dan anak, Jumat (17/12) sore. Ini insiden kedua dalam kurun waktu enam bulan, setelah sebelumnya pada 6 Juni 2010 jembatan gantung Meloak Ilang, Kecamatan Putri Betung, Gayo Lues juga ambruk dan menewaskan tujuh orang.

Insiden kali ini terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, ketika suami istri Hamid (35)-Umi Selamah (30) bersama seorang anak mereka, Fendi Yahya yang masih berumur setahun melintas di jembatan gantung Kampung Kuning sepanjang 160 meter itu. Waktu itu Hamid bersama istri dan anaknya sedang dalam perjalanan pulang dari sawah.

Ketika anak-beranak itu sedang meniti di atas jembatan, tiba-tiba besi penahan kabel pilar patah. Akibatnya, jembatan itu hilang keseimbangan dan ambruk ke dasar sungai bersama ketiga orang yang sedang melintas termasuk papan lantai dan kabel baja.

Masih untung, titik jatuh ketiga korban ke atas pasir dengan ketinggian delapan meter. Sehingga ketiganya mengalami luka-luka. Hamid dilaporkan cidera di bagian rusuk dan dada kiri, Umi Selamah mengalami sakit pada bagian pinggang dan kaki yang tidak bisa digerakkan, sedangkan anak mereka memar di bagian mulut dan beberapa bagian tubuh lainnya.

Camat Rikit Gaib, Ir Usman Ali kepada Serambi, Sabtu (18/12) mengatakan, ketika korban terjatuh langsung ditolong oleh seorang warga yang sedang mencari ikan di aliran sungai tersebut. Dalam tempo singkat, puluhan warga lainnya ikut membantu.

Ketiga korban diberikan pertolongan secara medis maupun dukun patah. “Korban minta dirawat di rumah saja meski sudah dianjurkan ke RSUD Blangkejeren,” kata Camat Rikit Gaib.

Ketika insiden terjadi, jembatan gantung tersebut sedang dilakukan pemeliharaan penggantian papan lantai yang sudah lapuk melibatkan pekerja dari kalangan warga setempat sebanyak tujuh orang. Jembatan gantung Kampung Kuning itu selesai dibangun pada akhir 2008.

Tanggung jawab moral
Aparat TNI dari Koramil Rikit Gaib langsung diterjunkan ke lokasi jembatan yang ambruk itu untuk melakukan perbaikan bersama masyarakat. Namun usaha perbaikan gagal dilakukan karena kerusakan jembatan itu terlalu parah.

Dandim 0113/Gayo Lues, Letkol Kav Rusdi SIp juga meninjau langsung jembatan gantung yang ambruk tersebut. Dandim meminta masyarakat aktif melakukan pengawasan pembangunan di desa masing-masing dan berani untuk mengingatkan atau melapor jika melihat indikasi penyimpangan. “Kepada kontraktor agar lebih mengutamakan kualitas proyek, bukan hanya mengejar untung dari pekerjaan. Kontraktor harus memiliki tanggung jawab moral terhadap semua proyek yang dibangun,” kata Dandim 0113, Letkol Rusdi.

Bantu Rp 5 juta
Secara terpisah, Kepala Dinas PU Gayo Lues melalui Kabid Bina Marga, Abd Rasad didampingi Kasi Pemeliharan Jalan dan Jembatan, Malik, mengatakan akan memperbaiki secepatnya jembatan yang ambruk itu. Mereka menyatakan prihatin atas peristiwa yang dialami satu keluarga tersebut dan Dinas PU membantu biaya pengobatan korban senilai Rp 5 juta.

Tak dijelaskan kenapa jembatan yang baru berusia dua tahun itu ambruk saat dilintasi hanya oleh tiga orang. Namun Abd Rasad mengatakan pemeliharaan tetap dilakukan untuk penggantian papan lantai jembatan yang sudah lapuk. “Besi dan kabel baja juga tetap dicek setiap dilakukan pemeliharaan,” demikian Abd Rasad.(c40)AMBI/RASIDAN

sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar